Menyaksikan suksesnya Real Madrid mendapatkan gelar keduabelas Liga Champion sebenarnya merupakan puncak kebahagiaan dari perjalanan saya yang begitu ajaib. Saya tidak pernah membayangkan akan menjadi satu dari tiga blogger yang diajak Nissan menyaksikan pertandingan final langsung di Cardiff UK. Iya, menyaksikan Final Liga Champion langsung di Millenium Stadium.
Dapat menyaksikan sang mega bintang Ronaldo mengocok si kulit bundar, hingga dapat juga melihat langsung si kuping lebar diarak pemain Madrid merupakan sebuah mimpi saya yang jadi kenyataan. Nissan sendiri merupakan sponsor utama UEFA Champions League, dan secara konsisten sejak 2015 telah memberangkatkan fan dari berbagai negara menyaksikan Final Liga Champion, untuk Indonesia tahun ini adalah giliran blogger.
Sebelum ini untuk mencari delegasi yang akan diberangkatkan ke Cardiff, Nissan menyelenggarakan kompetisi blog. Ajaibnya saya bisa menjadi salah satu dari tiga pemenang dari sekitar 500an tulisan yang masuk.
Hal yang paling mendebarkan bagi saya dalam perjalanan ini sebenarnya bukan hanya pertandingan final yang bakal kami saksikan, melainkan proses pengurusan Visa dan segala mitos sulitnya Visa UK untuk didapat.
Untuk pengurusan Visa UK kami, Nissan mempercayakan kepada PT JTB Indonesia. Disini kami kenal dengan Mba Yoan yang akan mengurusi segala keperluan Visa kami. Berdasarkan salah satu persyaratan Visa dimana para pemohon diwajibkan hadir untuk melakukan perekaman biometric, sayapun perlu terbang ke ibukota untuk melakukan perekaman di Vfs Global di Kuningan City mall
Sehari sebelum jadwal keberangkatan, kamipun mendapat kabar bahwa Visa UK kami telah keluar. Ini suatu kebahagiaan tersendiri, karena itu berarti kami sudah memiliki izin untuk berkunjung ke negeri Ratu Elizabeth ini. Saya sendiri hingga Visa kami keluar merasa belum begitu yakin akan ke Cardiff, karena khawatir alih-alih Visa kami tidak keluar, bahkan mungkin ditolak.
Perjalanan Menuju Cardiff
Kami berkumpul di Terminal 2 Bandara Soekarno hatta untuk kemudian bertolak ke UK. Untuk perjalanan ini kami perlu transit dua kali, pertama di Kuala Lumpur lalu kemudian di Amsterdam. Melihat bahwa kami akan ke Amsterdam dulu, ini menambah senangnya saya dengan perjalanan ini, karena setidaknya dapat juga melihat negeri oranye meski hanya bandaranya saja, :').
Foto bersama sebelum berangkat |
Oh, iya sebagai pengenalan, dari yang paling kiri adalah Herdiana S (www.deluxhionist.com) life style blogger asal Bandung, Mas Joko Suyamto (Pegawai Teladan Nissan Indonesia), Mba Cika (Istri dari Mas Faiz), Pak Budi Nur Mukmin (Salah satu petinggi Nissan Indonesia), Mas Faiz (Pemenang Game Competition yang diadakan Nissan), dan terakhir Saya sendiri. Sedang yang mengabadikan foto ini adalah Mas Choirul Huda (www.roelly87.com), beliau adalah salah satu blogger jurnalis olahraga di Indonesia yang juga merupakan salah satu pemenang kompetisi blog yang diadakan Nissan.
Dikasih beberapa lembar Dollar dan Euro buat jajan |
Untuk pesawat kami menggunakan KLM Royal Dutch, sebuah maskapai asal negeri Belanda. Maskapai ini yang mengantarkan kami melintasi udara India, Ukraina, jerman hingga transit di Amsterdam. Untuk pelayanan dari kru maskapai sendiri lumayanlah, karena saya masih lebih menyukai pelayanan kru Garuda yang keramahannya sudah sering saya jumpai.
Perjalanan kami menuju amsterdam memakan waktu lebih 11 jam, ini menjadi perjalanan terlama saya dalam pesawat. Cara terbaik untuk tidak bosan dalam perjalanan selama itu, adalah menghibur diri dengan menonton film atau sekedar mendengar musik. Sayangnya di KLM saya tidak menemukan lagu Indonesia, koleksi lagu barat terkininya pun kurang. Jadinya saya menikmati yang ada saja.
Bagaimana dengan makanannnya? Makanannya tidak begitu enak, mungkin kokinya lebih mengikuti lidah Belanda, meski dalam penerbangan itu banyak orang Indonesianya. Disini saya merindukan makanan Indonesianya Garuda, karena sudah pasti pas di lidah saya :D. Apalagi waktu itu kami sedang dalam keadaan berpuasa, sehingga lebih menginginkan makanan nusantara yang menemani kami saat berbuka di pesawat.
11 jam berlalu, saat hari sudah berganti, Pilot menginformasikan bahwa tidak lama lagi pesawat akan mendarat di Schipol International Airport, Amsterdam. Di Bandara Schipol kami perlu berganti pesawat untuk menuju ke London. Bandara Schipol ini begitu luas, untuk berpindah dari gate tiba kami ke gate pesawat menuju londonpun kami harus berjalan lumayan jauh. Tapi ya gpp, ini semua demi bisa menyaksikan pertandingan pamungkas Liga Champion di Cardiff UK.
Pesawat KLM yang mengantar kami dari Schipol Airport Amsterdam ke Heathrow London. (Taken by www.deluxshionist.com) |
Schipol Int. Airport |
Pesawat yang mengantarkan kami ke london juga dari maskapai KLM tapi ini pesawatnya lebih kecil. Seperti maskapai lion air kalau didalam negeri. Singkat cerita kami akhirnya tiba di Heathrow Airpoirt, untuk masuk ke UK seperti biasa kami harus melewati imigrasi UK yang saat itu begitu padat. Lebih 2 jam kami mengikuti antrian, kemudian menjumpai petugas imigrasi dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan dengan raut wajah yang sinis. Alhamdulillah, kami akhirnya diizinkan masuk.
Baru keluar dari pintu kedatangan kami telah disambut oleh perwakilan Nissan Global. Setelah melakukan registrasi, dan ceklis sana-sini, kami akhirnya diantar menuju Cardiff. Di Cardiff kami akan tinggal di Magellan Cruise, sebuah Pesiar asal Bahamian.
Magellan Cruise, Sensasi Nginap di Kapal Pesiar
Salah satu hal lain yang membuat perjalanan ke Cardiff UK begitu berkesan adalah karena kami menginap di sebuah kapal pesiar. Ini pengalaman pertama saya menikmati hunian seperti hotel berbintang dalam sebuah kapal. Untuk masuk ke kapal ini pertama kali, kami perlu melewati antrian untuk mengambil Cruise Card yang dapat digunakan untuk masuk dan keluar kapal. Cruise Card ini bahkan saya bawah pulang untuk jadi kenang-kenangan.
Di Magellan Cruise, saya dapat kamar 5139. Tiba di kamar ini saya bahkan langsung berbaring seraya kembali meyakinkan diri bahwa saya benar-benar telah berada di UK. Tidak pernah terbayangkan saya akan benar-benar berada di negeri itu untuk suatu hal yang begitu manis, menyaksikan Final Liga Champion. Ini benar-benar sebuah mimpi yang jadi kenyataan.
Malam di UK sendiri dimulai 9:30 ini berbeda jauh dengan dalam negeri yang sudah mulai gelap saat pukul 6. Bagi kami yang berpuasa, kami harus sudah sahur paling lambat sekitar 2:30 am dan bisa berbuka 9:30 pm. Ini salah satu ujian berpuasa tersendiri, yang mau tidak mau wajib kami jalani. Ini bakal menjadi cerita sendiri, perjuangan menjalani puasa 19 jam di Negeri Ratu Elizabeth.
Malamnya kami diajak menghadiri Night Party di lantai paling atas kapal, disini kami menemui begitu banyak peserta lain dari berbagai negara di dunia yang juga diajak Nissan. Disini saya mengenal dua orang peserta asal Singapura, yang mengajak saya bercerita banyak tentang kedekatan mereka dengan Indonesia bahkan berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.
Night Party malam itu betul-betul seperti party bule pada umumnya, ada begitu banyak bir,wine, daging babi yang terus-terusan mengajak kami untuk menyantapnya. Bagi muslim, ini kembali menjadi ujian. Untungnya hingga balik ke tanah air, saya tidak terpengaruh untuk menikmati ataupun sekedar mencobanya.
Oh, iya di Kapal Pesiar ini banyak pekerjanya yang berasal dari Indonesia. Berdasarkan salah satu penuturan salah satu mereka, setidaknya ada 30an orang Indonesia yang bekerja disana. Orang kita mungkin sudah terkenal begitu ramah, sehingga banyak di pekerjakan di sektor-sektor pelayanan termasuk salah satunya di Kapal Pesiar.
Nonton Final Liga Champion
Hari pertama di UK berlalu. esoknya kami telah bersiap-siap menyaksikan Pertandingan final yang akan dihelat di Millenium Stadium Cardiff UK. Di Hari Kedua kami di Cardiff ini, kami diinformasikan untuk menuju Hall guna mengambil tiket final. Saya mendapat kursi ke-13 dan baris ke-13, aisle 627, block U27. Ini sebuah blok kursi yang sengaja di pesan untuk kursi undangan Nissan.
Betapa senangnya saya bisa memegang sebuah tiket yang begitu diinginkan oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Katanya tiket nonton Liga Champion apalagi pertandingan final adalah tiket yang paling sulit didapat. Karena Nissan merupakan sponsor utama Liga Champion, Nissan mendapatkan keistimewaan alokasi tiket. Salah satu tiket inilah yang kemudian diberikan ke saya. Duh, senangnya.
Saat sudah mulai siang hari waktu UK, kami diantar langsung menggunakan bus menuju Millenium Stadium. Disana bus kami sengaja parkir lumayan jauh dari stadium, agar kami dapat berjalan kaki guna menyaksikan dan mengalami sendiri hiruk pikuk fans suporter dari kedua tim dengan yel-yel uniknya. Kalau tidak salah bus kami di parkir di halaman kampus Cardiff University.
Di jalan menuju stadium, saya begitu suka dengan penampakan sebuah bangunan seperti kastil. Mirip seperti istana kerajaan di film-film disney. Disini terpampang banner tim yang berlaga di Liga Champion dan foto pemain andalan masing-masing tim. Lalu lintas pejalan kaki di depan kastil ini begitu ramai, kami bahkan begitu sulit untuk sekedar selfie atau mengambil foto. Didepan kastil ini terdapat toko-toko yang menjual cinderamata khas Wales UK, saat pulang saya singgah untuk membeli beberapa oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat di tanah air.
Begitu ramai dan rapat lalu lintas untuk masuk ke dalam stadium, kami bahkan beberapa kali kesulitan untuk menemukan gate yang sesuai untuk masuk kedalam stadium. Bila anda menonton dengan lengkap Final Liga Champion yang lalu, masih ingatkah dengan baliho besar bergambar Bale di salah satu sisi stadium? Kami awalnya mengira masuknya melalui pintu dekat baliho besar itu, namun ternyata perlu lagi berputar ke sisi lain stadiumnya, tepatnya pintu di dekat sungai.
Untuk masuk kedalam stadium, kita dilarang untuk membawa tas, kamera dslr, senjata tajam dan lain sebagainya. Barang-barang yang dilarang dibawah ini jelas dimuat di dalam tiket, ini guna mengharapkan pertandingan berjalan lancar dan mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Untungnya kedalam stadium saya berhasil membawah satu buah air mineral, yang saya selipkan di kantong untuk dilemparkan nanti kelapangan digunakan berbuka puasa di dalam stadium.
Pertandingan sendiri dimulai dengan pembukaan oleh Black Eyed Peas, kemudian dilanjutkan oleh pertandingan pamungkas Real Madrid kontra Juventus. Dari bangku suporter Juventus nampak koreografi suporter Juventus yang membentuk tulisan, "The Time is Now". Pertandingan kali ini mungkin begitu berarti bagi fans Juventus untuk sekedar melupakan kekalahan 2015 yang lalu saat bertemu Barcelona di Final, saat itu Juventus kalah 1:3.
Pertandingan begitu memanas dan suporter terlihat mulai tidak bisa menenangkan diri saat gol Mandzukic di menit 27 menyeimbangkan kedudukan. Gol cantik ini membuat barisan suporter Juve "ributnya minta ampun" saya yang berada tidak begitu jauh dari kursi penonton suporter Juve lumayan was-was karena waktu itu saya menggunakan Jersey Madrid. Khawatir alih-alih menjadi sasaran kekecewaan suporter fanatik Juventus.
Uniknya saat gol ke-2, ke-3, dan ke-4 disarangkan Madrid di gawang Buffon, barisan kursi suporter Juve ini sedikit demi sedikit menjadi tenang sebab mulai ditinggal penghuninya. Ini seperti kalau lihat suporter Indonesia di GBK yang seringkali menghilang, padahal petandingan belum juga usai. Hipotesis saya mengatakan, mungkin mereka kecewa.
Peluit tanda habis pertandingan dibunyikan, Real Madrid keluar sebagai pemenang Liga Champion dengan skor telak 4:1. Ini merupakan sejarah, karena madrid berhasil keluar menjadi tim pertama yang menang berturut-turut di Liga Champion. Ronaldo bahkan menjadi Top Skor setelah berhasil menyarangkan dua gol setelah sebelumnya terpaut satu gol dengan Messi, pemegang top skor sementara hingga partai puncak.
Inilah puncak kebahagiaan saya di Cardiff, bisa mengalami sendiri menyaksikan kemenangan Real Madrid di partai puncak adalah sebuah mimpi yang jadi kenyataan. Alhamdulillah, terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan saya kesempatan untuk juga menginjakkan kaki di UK. Sebuah impian terbesar saya sejak kecil.
Terima kasih kepada Nissan yang telah memberi kesempatan blogger ke Cardiff. Senang bisa mengenal sosok bapak yang begitu bersahabat, General Manager Marketing Strategy & Communication and Product Planning Nissan (panjang amat ya :D) bapak Budi Nur Mukmin, Pegawai teladan Nissan yang dapat posisi duduk paling bagus, Mas Joko Suyamto, Blogger keren Mas Choirul dan Mas Herdi dan Couple of The Year Mas Faiz dan Mba Cika. Senang sekali bisa menjadi bagian dari perjalanan yang mengesankan ini, sebuah perjalanan dari sebuah mimpi saya yang jadi kenyataan.
Cerita tentang Cardiff dan Final Liga Champions dapat dibaca juga di blog teman saya berikut:
Herdiana Surachman: Cerita dari Final UEFA CHAMPIONS League 2017
Huwaaa seruuu baca pengalamannya mas.. Sukses selalu
ReplyDeleteamin, alhamdulillah mba desi.
Deleteini nulisnya sambil nangis2 loh mba saking terharunya. :D
orangnya sederhana, tulisannya luar biasa. sukses terua ya Win ... :)
ReplyDeletesukses mas darwin
ReplyDeleteterharu sayaaa
sosok yang luar biasa
pulang rojali dicariin emak lu
DeleteGak nyangka teman sekelas dan penempatanku sehebat ini, keren sekali kamu mas darwin
ReplyDelete