• [Terbaru] Menuju Titik Tertinggi Pulau Jawa (Part 1): Ide Gila Modal Nekat Klik Disini

Friday, 3 March 2017

Kapan Saya ke Hongkong?



Ponsel di meja tiba-tiba saja berdering, tidak seperti biasa saya mendapat panggilan sepagi ini. Dari tempat tidur saya beranjak ke meja, meraih ponsel lalu mengusap layarnya dengan jemari, dari ujung telepon terdengar suara lantang, "win , kamu sudah siap kan?" ucap seorang yang dalam beberapa saat kemudian teridentifikasi bernama Bayu.

Bayu ini teman saya sejak masih kuliah dulu, saat ini dia sudah bekerja sebagai abdi negara di salah satu kementerian, saya tidak tahu keberuntungan apa yang membuatnya bisa bekerja disana. Dari kombinasi wajah dan catatan angka di rekeningnya, mungkin Bayu salah satu tipe idaman kaum hawa, namun ada satu hal yang disayangkan darinya, dia salah satu penganut paham bumi datar.

"Saya sudah ada di terminal, Kau dimana?" Tanyanya mengejar. 

Ah iya, saya baru ingat pagi ini kami ada trip ke Hongkong. Ini hadiah dari Kompetisi Blog Wego yang tempo hari saya menangkan, saya mengajak Bayu, ini untuk menemani saya menjelajah Hongkong, sekaligus memperlihatkan dunia yang menurutnya datar.

"Oh tunggu saya baru bangun", "tiket bus sudah kau beli kan?",
"iya, tapi kau sudah dimana?" Tanya Bayu kembali.

Pagi itu saya agak telat, sebelumnya kami janji Pukul 7 sudah ada di terminal, tapi saya baru berangkat pukul 7 lewat. 

"Ah, gak papa, terminal dekat kok" ujarku membenarkan diri.

Tiba di terminal, saya bertemu dengan Bayu bersama dua tiket bus ditangannya. Bus ini sendiri akan mengantarkan kami ke Bandara.

"yakin tidak ada yang terlupa? Passpor ada kan?" Tanyanya,
"Ada dong”.

Passpor saya terakhir kali digunakan saat berkunjung ke Singapura dua tahun yang lalu. Bayu sendiri baru saja mendapat passpornya dari kantor imigrasi, ini tidak lama setelah saya mengajaknya ke Hongkong. Oh iya, untuk ke Hongkong kita tidak perlu mengurus Visa, Hongkong membebaskan Visa bagi warga Indonesia yang bertandang kesana tidak lebih 30 hari.


Pukul 8, bus yang kami tumpangi akhirnya berangkat, dengan kamera ponsel saya mengabadikan beberapa suasana penumpang dalam bus. Mereka terlihat tenang dan hanya sibuk dengan ponselnya masing-masing, ini kecuali Bayu yang sejak tadi ribut-ribut di telinga saya melanjutkan kembali penjelasannya tentang teori bumi datar.

Saya berusaha mengabaikan Bayu, "Ah, beberapa jam lagi kaki ini akan menginjakkan kaki di Hongkong", dalam hati saya mengulang ini beberapa kali.

Saya telat menyadari, ternyata ada beberapa penumpang yang melihat kearah kami, ini mungkin karena Bayu masih saja berjibaku dengan teori bumi datarnya.

"Bayu, sudah siap ke Hongkong kan?", tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraannya,
"Siap dong", jawab Bayu.

Bayu lalu bertanya tentang Hotel yang akan kita tempati di Hongkong. Saya memang sudah mencari tahu hotel ini di internet. Hotel yang akan kita tempati namanya Gateway Hotel, lokasinya berada di 13 Canton Road, Tsim Sha Tsui, Kowloon Hongkong. Hotel ini terintegrasi dengan Harbour City, sebuah kompleks mall terbesar di Hongkong. Ini akan asyik pastinya, kita bisa sekalian berbelanja oleh-oleh disana.


"Yes, pengalihan berhasil".

Ah sepertinya hari ini keberuntungan saya, bus telah tiba di bandara dalam setengah jam. Kamipun bergegas menyelesaikan persoalan administrasi di bandara, kemudian take off menuju Hongkong International Airport. Sesuai informasi dalam tiket kami akan sampai kesana dalam 5 jam. Sekian jam di pesawat saya habiskan untuk tidur, begitu sampai saya hanya bisa mengucap syukur.

Alhamdulillah, Inilah Hongkong salah satu kota maju yang merupakan koloni Inggris hingga 1997. Saat ini Hongkong merupakan daerah administratif khusus di tenggara Tiongkok, dengan bahasa resmi Inggris dan Mandarin. Hongkong sendiri berpenduduk lebih dari 7 juta jiwa dengan pendapatan rata-rata masyarakatnya yang sangat tinggi.


Saya tidak sabar ingin mengeksplor Hongkong lebih jauh, begitu pula dengan Bayu. Saya seakan ingin melempar koper dan lari sebebas-bebasnya mengelilingi kota ini. Mungkin terkesan gila, tapi beginilah perasaan kami sesaat tiba di Hongkong.

Hongkong International Airport

Seperti telah menjadi kebiasaan Turis Indonesia pada umumnya, baru di Bandara Hongkong saja kami sudah sempatkan untuk berfoto. Tak heran mengapa dalam berbagai survei bandara ini kerap kali dinobatkan sebagai bandara terbaik di dunia, pemandangannya saja benar-benar keren, dengan view kota dan pegunungan Hongkong di satu sisi, dan view laut di sisi lainnya.


Heritage Discovery Centre

Menuju Gateway Hotel dengan menggunakan taksi, kami terkesan dengan bangunan berasitektur eropa mirip-mirip bangunan kota tua di jakarta, namanya Heritage Discovery Centre. Disini ternyata kita bisa mengetahui sejarah Kota Hongkong dan kebudayaan masyarakatnya. Bayu memutuskan untuk ketempat ini saja dulu, ini karena hotel kami juga sudah dekat, sekitar 2 menit bila berjalan kaki.


Avenue of Stars

Setelah check in dan menyimpan bawaan kami di Hotel, pukul 5 sore kami memutuskan untuk berkunjung ke Avenue of Stars, ini juga lokasinya tidak begitu jauh dari Gateway Hotel. Di Avenue of Stars kita bisa menemukan beberapa patung aktor laga yang terkenal dari Hongkong, salah satunya yang terkenal adalah Bruce Lee. Kami begitu puas mengambil gambar di tempat ini, apalagi ditambah latar pemandangan gedung-gedung menjulang di Hongkong .


Victoria Peak

Dari Avenue of Stars kami memilih untuk menyeberang dengan kapal feri dari Kowloon ke Pulau Hongkong, ini untuk berkunjung ke Victoria Peak, titik tertinggi di Hongkong. Untuk naik ke Puncak Hongkong ini, ada dua cara yang bisa digunakan, bisa melalui jalan ataupun Peak Tram, saya memilih menggunakan Peak Tram karena lebih asik, kata penduduk setempat.


Lan Kwai Fong

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam di Hongkong, ini berarti saatnya mencari tempat makan. Bayu mengajak saya menuju Lan Kwai Fong. Dari informasi di web www.discoverhongkong.com, Tempat ini katanya adalah pusat kuliner malam di Hongkong, dimana tersedia lebih 90 restoran. Ini cocok buat kami yang ingin merasakan kuliner asli Hongkong apalagi bila tersedia banyak pilihan.


Puas makan di Lan Kwai Fong, kamipun kembali ke hotel untuk beristirahat mempersiapkan diri untuk mengeksplor Disneyland dan Big Budha, pagi esok.



KRIINNNNNNGGG..!! !

Saya terkejut bukan kepalang, suara nyaring alarm ponsel tiba-tiba membangunkan saya. Alih-alih berada di kamar hotel, saya malah terbangun di kamar berbeda dengan tampakannya yang familiar. Ah dimana saya sekarang?.

Astaga, saya baru sadar perjalanan saya dengan Bayu ke Hongkong itu hanya sekedar mimpi. mendapatkan tiket pp dan voucher hotelpun dari Wego juga mimpi, bahkan pengalaman makan di Lan Kwai Fong pun juga mimpi. Ah inikan kamar saya, kapan saya ke Hongkong?.
Comments
15 Comments

15 comments:

  1. wuishh kerennn.... sy kirain tadi beneran ke Hongkong. Hahaha
    semoga bisa ke hongkong ya.

    ReplyDelete
  2. keren banget ini tulisannya, ga nyangka endingnya.
    Semoga bisa ke hongkong darwin. (y)

    ReplyDelete
  3. mantap, ga bosen baca sampai habis. saya jg jd pengen ke Hongkong.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih, semoga nanti kita bisa ke Hongkong ya. amin

      Delete
  4. mantap banget tulisannya, ngalir bacanya... semoga menang.

    ReplyDelete
  5. kiranya ke hongkong beneran. artikelnya wowww....

    ReplyDelete
  6. ajarin tutorial buat tulisan keren dong, mantap banget ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha. terima kasih. kontak via sosmed aja.

      Delete
  7. semoga bisa segera ke Hongkong bro

    ReplyDelete
  8. Sukses, semoga bisa ke hongkok ya

    ReplyDelete

Orang baik meninggalkan pesan