Tiap ingin membeli sesuatu yang perlu mengeluarkan banyak duit, saya kadang lebih dulu mengecek barang yang ingin saya beli di internet. Biasanya hanya untuk mengecek harga terbaru atau sekedar meyakinkan saya kembali untuk membeli barang tersebut. Misal untuk membeli smartphone, kadang saya menyesatkan diri di website toko online, namun bila harga terlalu tinggi, kadang saya coba cari barang second tapi dengan kualitas yang mirip-mirip baru. Ya namanya juga pembeli, pembeli pasti carinya yang lebih murah dan kualitas baik bukan.
Bagi saya yang berdomisili di Kota Makassar, untuk membeli barang baru ataupun second kami ada grup dagang sendiri di Facebook, jumlah anggotanya ratusan ribu dengan kebanyakan mereka pedagang online di Kota Makassar, ini termasuk juga mereka yang menjual barang bekasnya baik itu handphone, furnitur rumah tangga, atau bahkan gitar kesayangan mereka.
Alasan mereka menjual barang kadang jadi hiburan tersendiri, ada yang menjual karena ingin nikah, ada yang ingin pulang kampung, dan ada juga untuk bayar kosan. Grup ini sendiri seperti jadi tempat mereka saling curhat, disamping fungsinya sebagai grup dagang. Nah untuk mencari barang second, saya seringkali mencarinya di grup ini.
Lanjut tentang barang second, mungkin ada dari pembaca yang mengingat OLX, penyedia layanan dagang online (E-Commerce) kebanyakan barang second. E-Commerce ini sendiri dulu sempat menjadi rujukan saya dalam mencari barang-barang second, hanya sekitar setahun terakhir saya sudah jarang mengunjungi situs ini lagi. Saya bahkan lupa kapan saya terakhir menggunakan OLX, dan untuk perihal apa. Kalau anda bertanya mengapa saya sudah tidak lagi menggunakan OLX, nah melalui artikel ini saya akan menjelaskan jawabannya.
Dalam melakukan pembelian online, pembeli seringkali menghadapi resiko ditipu oleh pedagang fiktif, dimana duit sudah ditransfer, tapi barang yang dibeli tidak juga sampai. Ini biasanya terjadi untuk pembelian online tanpa perantara atau pembelian langsung antar pedagang dan pembeli. Hal yang perlu dihindari dalam membeli jangan hanya bermodal kepercayaan, karena yang penting adalah keamanan kita sebagai pembeli, dimana ada yang menjamin barang kita bisa sampai ke tangan.
Sumber Foto: www.tribunnews.com |
Nah, keamanan dalam bertransaksilah yang tidak dimiliki oleh OLX, alasannya E-Commerce ini sifatnya terbuka, siapa saja yang ingin menjual dagangannya dapat dengan mudah mengiklankannya di OLX, selanjutnya pedagang dan pembeli dengan bermodalkan kepercayaan saling berhubungan satu sama lain melalui no kontak yang tertera di OLX, tidak ada penjamin yang dapat menjamin kemanan transaksi mereka. Di OLX kalau takut kena penipuan baiknya hanya melakukan pembelian dengan cara bertemu langsung atau Cash on Delivery (COD), ini cara terbaik menurut saya untuk bertransaksi di OLX.
Sayangnya, kalau transaksi di OLX hanya untuk CODan, cara transaksi seperti ini sebenarnya tidak membuat OLX terasa spesial, karena grup dagang di Facebook yang sudah saya ceritakan tadi diawal hampir semua transaksi pembelian sistemnya COD, karena pedagang dan pembeli lokasinya di kota yang sama, dan kalau mau bertransaksi tinggal janjian maunya dimana.
Sekali lagi perlu saya tegaskan, cara transaksi seperti ini tidak lagi membuat OLX spesial.
Mulai ditinggalkan
Kenyataan bahwa e-commerce OLX mulai ditinggalkan dapat dilihat dari menurun tajamnya Alexa Rank olx.co.id. Sejak november 2016 rank olx.co.id terjun bebas hingga 115 peringkat global rank. Sekarang olx.co.id berada pada rank 39 di Alexa Indonesia, padahal seingat saya OLX pernah berada pada rank 30, sehingga tidak mustahil dalam waktu dekat bisa saja terhempas dari 50 besar. Olehnya OLX harus melakukan inovasi untuk membuat layanannya tetap menjadi pilihan utama dalam berbelanja online.
Memang benar dalam mengurangi persaingan, OLX bisa mengakuisisi Tokobagus dan Berniaga, tapi apa jadinya OLX bila harus bersaing dengan raksasa jejaring sosial, seperti Facebook? Ini belum lagi resiko penipuan belanja online melalui OLX yang menjadi penyebab utama e-commerce ini mulai ditinggalkan, olehnya diperlukan adanya langkah-langkah perbaikan.
Adapun langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan adalah:
Sekali lagi perlu saya tegaskan, cara transaksi seperti ini tidak lagi membuat OLX spesial.
Mulai ditinggalkan
Kenyataan bahwa e-commerce OLX mulai ditinggalkan dapat dilihat dari menurun tajamnya Alexa Rank olx.co.id. Sejak november 2016 rank olx.co.id terjun bebas hingga 115 peringkat global rank. Sekarang olx.co.id berada pada rank 39 di Alexa Indonesia, padahal seingat saya OLX pernah berada pada rank 30, sehingga tidak mustahil dalam waktu dekat bisa saja terhempas dari 50 besar. Olehnya OLX harus melakukan inovasi untuk membuat layanannya tetap menjadi pilihan utama dalam berbelanja online.
Source: www.alexa.com |
Memang benar dalam mengurangi persaingan, OLX bisa mengakuisisi Tokobagus dan Berniaga, tapi apa jadinya OLX bila harus bersaing dengan raksasa jejaring sosial, seperti Facebook? Ini belum lagi resiko penipuan belanja online melalui OLX yang menjadi penyebab utama e-commerce ini mulai ditinggalkan, olehnya diperlukan adanya langkah-langkah perbaikan.
Adapun langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan adalah:
1. Adanya Inovasi dalam Bertransaksi dengan Fitur Pay Via OLX
Pertama yang perlu dilakukan oleh OLX adalah inovasi khususnya dalam keamanan bertransaksi. Hal yang dapat dilakukan misalnya dengan menambahkan fitur pembayaran melalui OLX, dimana OLX menjadi pihak perantara yang dapat menjamin barang sampai ke pembeli dan uang sampai ke penjual, mekanismenya pembeli akan mentransfer ke OLX, kemudian bila pembeli telah mendapatkan barangnya, OLX akan mentransfernya lagi ke penjual. Ini yang telah banyak menjadi mekanisme transaksi yang diterapkan oleh mall online seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, iPrice, dan lain-lain.
2. Kembali Menggunakan Tagline "Cara Tepat Jual Cepat"
Ada hal yang mengagetkan menurut saya mengenai perubahan tagline OLX dari "Cara Tepat Jual Cepat" menjadi "Jual Cepat Beli Dekat" yang saya rasa tidak perlu. Ini seakan kembali mempertegas kegunaan OLX hanya untuk transaksi yang sifatnya CODan, padahal masih ada cara lain guna mengamankan transaksi antar penjual dan pembeli yang berjauhan, salah satunya dengan pilihan pembayaran via OLX yang telah saya paparkan diatas.
Bagaimanapun tagline sendiri merupakan identitas suatu bisnis yang seharusnya tetap. Perubahan tagline seperti ini sebaiknya tidak dilakukan, apalagi tagline 'Jual Cepat Beli Dekat" sebenarnya memiliki makna yang mengambang. Saya sendiri ketika menyadari ini pertama kali, membutuhkan waktu beberapa saat untuk memahami makna tagline OLX yang baru ini, entah "Beli Dekat" apa sebenarnya yang OLX maksud?.
3. OLX Punya Grup Dagang di Facebook
Ketiga, OLX harus punya grup dagang sendiri di Facebook, dengan post-post kiriman dagang bisa secara langsung dari member di grup, ataupun terusan dari iklan kita di website OLX. Ini dapat memberikan pilihan cara yang lebih luas kepada pengguna OLX. Mekanismenya dengan membuat grup Facebook sesuai dengan banyaknya kota/kabupaten di Indonesia, sebab bagaimanapun OLX sebaiknya menjadikan Facebook sebagai mitra, karena akan begitu berat bila harus bersaing head to head dengan raksasa jejaring sosial ini.
4. Link Artikel di Blog Ditautkan di Halaman Muka OLX
OLX sendiri memiliki halaman blog di blog.olx.co.id, ini berisi informasi-informasi penting baik mengenai tips berbelanja di OLX, informasi mengenai produk terbaru, gaya hidup, maupun berita-berita terkini mengenai E-Commerce. Saya berpikir sebaiknya terdapat beberapa link-link dari artikel yang dimuat di blog OLX yang ditautkan di beranda tatap muka OLX. Ini biar dapat membuat pengunjung betah berlama-lama di website OLX sekaligus lebih mengenalkan keberadaan blog OLX ini kepada pengunjung.
5. Sebaiknya Terdapat Akun Sosial Media Pengiklan di Halaman Iklannya
OLX harus lebih selektif dalam menampilkan iklan. Iklan yang ditampilkan sebaiknya dikirim oleh akun yang memiliki informasi profil yang lengkap. Usulan saya sebaiknya ada penyertaan akun sosial media yang dimiliki pengiklan di halaman iklannya, ini dapat membuat pembeli lebih percaya terhadap penjual. Seperti Akun Facebook, Twitter, atau bahkan Instagram.
6. Tidak Menerbitkan Iklan dengan Foto Produk yang Kurang Jelas
OLX sebaiknya memberikan contoh foto yang dapat diupload untuk memberi informasi foto produk yang baik di OLX. Sampai sekarang saya masih mendapatkan begitu banyak foto produk yang tidak menampilkan dengan baik kondisi barang second yang akan dijual. Ini tentu dapat merugikan para pembeli, terlebih bila penjual tidak menuliskan kekurangan produk di keterangan.
7. Perlu Adanya Peningkatan Peran Costumer Service
OLX sebaiknya meningkatkan peran Costumer Service di page web ataupun di aplikasi OLX. Ini bisa dengan adanya semacam obrolan chat langsung antar pelanggan dan Costumer Service (CS). Misalnya ketika pelanggan ingin membeli suatu produk di OLX, pelanggan dapat menanyakan ke CS tentang penjual produk tersebut, apakah menurut CS penjual produk tersebut dapat dipercaya atau tidak.
CS juga sebaiknya dibekali dengan informasi-informasi personal ketika ngobrol dengan pelanggan. Misalnya, informasi tipe smartphone yang paling sering mereka cari di toko online, filter harga yang biasa mereka gunakan, dan informasi-informasi lain. Dengan ini, CS bisa memberikan saran yang lebih personal sehingga dengan sendirinya pelanggan akan merasa lebih diperhatikan.
8. Mengadakan Survey Bagi Para Pengunjung
OLX harus membuka diri dengan mendengar masukan dari para pengguna OLX. Ini misalnya ketika orang mendatangi page olx.co.id, mereka diberikan beberapa pertanyaan survey. Ketika selesai menjawab akan ada voucher atau rekomendasi produk. Pertanyaan survey ini dapat digunakan untuk keperluan analisis pelanggan.
9. Akun Sosial Media OLX Sebaiknya Lebih Aktif
Akun sosial media OLX sebaiknya bisa lebih aktif apalagi mengingat likers Facebook OLX sendiri ada sekitar 8 jutaan. Saya melihat rata-rata dalam sehari Akun Facebook dan Twitter OLX hanya mengirim satu kiriman, dengan likers segitu banyaknya ini tentu miris. Padahal sebenarnya masih ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam membuat akun OLX lebih aktif misalnya dengan membahas hal-hal yang out of topic seperti memberikan teka-teki atau pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing keaktifan para likers di kiriman akun sosial media OLX.
10. Ada Kerjasama dengan Kepolisian
Terakhir, OLX sebaiknya punya kerjasama dengan pihak berwajib dalam.memproses kasus penipuan yang dialami oleh pengguna OLX. Dimana pihak OLX menghimpun berbagai laporan dan bukti-bukti penipuan dan kemudian diteruskan ke pihak yang berwajib untuk ditindak lanjuti. Jika ini dapat dilakukan, kepercayaan pelanggan untuk bertransaksi di OLXpun akan meningkat.
***
Nah itu tadi sepuluh saran saya untuk OLX, semoga kesepuluh hal tersebut merupakan langkah yang bisa diaplikasikan dalam mengoptimalkan layanan OLX. Saya berharap E-Commerce ini kedepannya dapat terus memberikan pelayanan dengan baik, tetap menjadi pilihan orang-orang yang ingin mengiklankan barangnya ataupun tempat pembeli mencari barang yang diinginnya.
OLX bagaimanapun merupakan salah satu E-Commerce utama di Indonesia yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi berbasis online. Kita berharap OLX senantiasa melakukan perbaikan layanannya sehingga dapat menjadi E-Commerce terdepan dalam menciptakan enterpreneur-enterpreneur baru apalagi di industri berbasis online yang semakin harinya berkembang semakin pesat.
Saran ini sangat baik untuk diterapkan terkait dengan jaminan keamanan dan keterbukaan dalam transaksi OLX. Saya yakin OLX akan semakin baik jika menerapkan saran ini.
ReplyDeleteterima kasih kak Afif, memang sebaiknya ada inovasi dari OLX mengenai keamanan pengunjung dalam bertransaksi
DeleteBagus banget ini sarannya, aku jg sudah lupa kapan terakhir pakai OLX. Memang perlu ada perbaikan nih buat OLX, apalagi dari segi keamanan transaksinya.
ReplyDeleteterima kasih, iya bner bnget.
DeleteSaran yang bagus untuk kenyamanan berbelanja via online.
ReplyDeletesaran yang baguus broo. sy terakhir pake OLX 2 tahun lalu dan sepertinya OLX memang harus segera dibenahi biar bisa terus eksis
ReplyDelete